Akhir-akhir ini sering kita melihat Account Linkedin yang menuliskan “Full-Stack Developer” pada bio-nya, yang ada di bayangan gue ketika melihat ada seorang yang mengaku dirinya Full-Stack Developer adalah apakah orang itu jenius? Apakah ada orang se-DEWA itu?
Umumnya di sebuah website/apps itu terbagi dua sisi Front-End dan Back-End, pada dua sisi itu kita akhirnya mengenal istilah Front-End Developer dan Back-End Developer. Front-End Developer adalah developer yang bertanggung jawab pada antar muka suatu website/apps, seorang Front-End Developer umumnya menggunakan bahasa HTML, CSS, JS, PHP. Back-End Developer adalah developer yang lebih fokus pada Back-End dari sebuah web/apps yang terdiri dari server, aplikasi, dan database.
Lalu apa itu Full-Stack Developer?
FULL-STACK DEVELOPER
Full-Stack Developer secarah harafiah dapat di artikan sebagai seorang developer yang memiliki kemampuan baik di sisi Front-End maupun Back-End, Lebih spesifik lagi, developer yang biasa bekerja dengan server, aplikasi, database, PHP, HTML, CSS ataupun Javascript.
Full-Stack Developer pertama kali dipopulerkan oleh Facebook’s Engineering Department. Idenya adalah bahwa Full-Stack Developer dapat bekerja lintas-fungsional menjadikan Full-Stack Developer menjadi pilihan yang pas untuk sebuah company.
Lalu, gue berpikir apakah ada orang sejenius itu yang bisa menguasai semua sisi dari website? gue mengenal beberapa orang yang mengaku dirinya adalah seorang Full-Stack Developer, kebanyakan dari mereka adalah orang yang dulunya menguasai sisi Back-End atau yang kita kenal dengan Back-End Developer, bahkan gue belum pernah mengenal ataupun mendengar orang yang awalnya adalah seorang Front-End Developer yang sekarang berubah menjadi Full-Stack Developer (CMIIW). Dari pengalaman gue mengerjakan project dengan mereka yang menganggap dirinya adalah Full-Stack developer gue menemukan suatu hal yang unik bahwa kebanyakan dari mereka itu lebih suka mengerjakan hal-hal yang berkaitan dengan sisi Back-End. Kebanyakan dari mereka terhambat di urusan Front-End terlebih dalam layouting dan membuat interaktif konten menggunakan HTML, CSS, JS. Bukanya sebagai seorang Full-Stack Developer mereka harusnya sudah fasih di kedua bidang baik Front-End dan Back-End? atau gue baru bertemu dengan orang orang yang hanya “mengaku-ngaku” sebagai Full-Stack Developer?
Dari pengalaman itu gue belajar bahwa untuk menjadi seorang Full-Stack Developer tidak semudah menuliskan “Full-Stack Developer” pada bio Linkedin. Banyak sekali hal yang harus dikuasi untuk men-title-kan diri sendiri sebagai Full-Stack Developer, orang itu harus fasih di semua sisi dalam membuat suatu website/apps itu artinya seorang Full-Stack Developer biasa mengerjakan suatu project dengan mandiri, mereka tidak memerlukan bantuan karena mereka “dewa” di bidang tersebut. Bukankah begitu seharusnya? Lalu apakah ada orang seperti itu? ohya, gue jadi teringat pelajaran di bangku sekolah dasar bahwa manusia adalah makhluk sosial dan seperti apa kata Bunda Dorce “kesempuranaan hanya milih Allah swt”. jadi?
Full-Stack Developer = SUPERMAN. Ya Superman, superior tapi cuma fiksi belaka.